Medali Perak India International Innovation Fair (1st IIIF) 2016 di Bangalore, India

Alhamdulillah, Project "Numerical Simulation and Mathematics Model of Spreading the Parasit of Shypilis" berhasil meraih penghargaan Invention Honor of Silver Medal di Bangalore International Exhibition Center (BIEC), Bangalore India pada tanggal 9-11 September 2016

Oral Presentation dalam 9th ASIAN Conference on Fix Point Theory and Optimization (ACFPTO) di KMUTT, Bangkok, Thailand pada tanggal 18-20 Mei 2016

Alhamdulillah, berhasil mempresentasikan penelitian kami yang telah memperoleh Hibah Penelitian Eksakta (PKM-P)- Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari DIKTI

Medali Emas Egyptian International Invention and Innovation Competition (EGYPTINVENT) di Kairo, Mesir

Alhamdulillah, Project Mathematics Model and Stability Analysis on the Spreade of Disease of Gonorhe berhasil meraih penghargaan Invention Honor of Gold Medal di Egyptian International Invention and Innovation Competition (EGYPTINVENT) di Kairo, Mesir pada tanggal 8-10 Maret 2016

Medali Emas International Invention and Innovation Competition (IIIC) 2015 di Taipei, Taiwan

Alhamdulillah, Project MUFF HELP berhasil meraih penghargaan Invention Honor of Gold Medal di International Invention and Innovation Competition (IIIC) di Taipei, Taiwan pada tanggal 14-15 Desember 2015

Medali Emas International Youth Invention Contest (IYIC) 2015 di Seoul, Korea Selatan

Alhamdulillah, Project X-AVG berhasil meraih penghargaan Invention Honor of Gold Medal di International Youth Invention Contest (IYIC) di Seoul, Korea Selatan PADA TANGGAL 6-8 Agustus 2015

Saturday 15 July 2017

Henri Lebesgue : Sang Bapak Penggagas Teori Integrasi

Henri Lebesgue Léon F adalah seorang matematikawan Perancis yang terkenal karena teori integrasi, yang merupakan generalisasi dari konsep abad ke-17 dari integration- menjumlahkan daerah antara sumbu dan kurva dari fungsi yang ditetapkan untuk sumbu itu. Teori ini awalnya diterbitkan dalam disertasinya Intégrale, longueur, aire ("Integral, panjang, area") di Universitas Nancy pada 1902.

Henri Lebesgue - Penggagas  Teori Integrasi

Kehidupan Pribadi
Henri Lebesgue Lahir pada 28 Jun 1875 di Beauvais, Oise. ayah Lebesgue's adalah typesetter (penata letak) dan ibunya adalah seorang guru sekolah. Orangtuanya berkumpul di rumah sebuah perpustakaan yang dapat digunakan oleh Henri muda. Sayangnya ayahnya meninggal akibat tuberkulosis ketika Lebesgue masih sangat muda dan ibunya bekerja keras untuk menghidupi keluarga. Ketika ia menunjukkan bakat luar biasa dalam matematika di sekolah dasar, salah satu instrukturnya menganjurkan untuk meneruskan pendidikannya di Collège de Beauvais dan kemudian di Lycée Saint-Louis dan Lycée Louis-le-Grand di Paris.

Karir
Pada 1902, tokoh Prancis ini menyelesaikan tesis doktornya yang berjudul Integral, Panjang, dan Luas. Ia membuka pintu ke teori modern tentang pengintegralan dalam dimensi-satu dan dimensi-n, sebuah teori yang dijumpai semua matematikawan profesional dalam latihan kesarjanaannya. Integral Lebesgue memberikan perluasan dari integral Riemann, sesuai dengan yang belakangan saat integral Riemann ada, namun membuat lebih banyak fungsi yang bisa diintegralkan.

Di sini integral Lebesgue tidak diberikan, tetapi akan diterangkan sumbangannya pada integral Riemann. Disebutkan suatu himpunan pada garis riil mempunyai ukuran nol jika ia dapat dikurung dalam suatu gabungan terhingga atau terhitung dari selang yang total panjangnya kurang dari sebarang e > 0 yang diberikan. Setiap himpunan terhingga mempunyai ukuran 0, tetapi secara mengejutkan, demikian juga himpunan bilangan rasional dan banyak himpunan tak terhingga lain. Lebesgue memperlihatkan bahwa suatu fungsi terbatas akan terintegralkan secara Riemann jika dan hanya jika himpunan kekontinuannya berukuran nol.

Karyanya juga memajukan teori integral lipat. Dalam tesisnya pada tahun 1902, ia mampu memberikan persyaratan sederhana yang membolehkan integral lipat dituliskan sebagai integral berulang (iterasi), hasil-hasil yang belakangan disempurnakan kawannya Guido Fubini.

Sebagai bagian dari pengembangan integrasi Lebesgue, Lebesgue menemukan konsep ukuran, ide panjang yang memanjang dari interval

Teori Integrasi Lebesgue-Stieltjes
Dalam analisis teori ukur dan cabang-cabang matematika yang berkaitan, integrasi Lebesgue-Stieltjes menggeneralisasi integral Riemann-Stieltjes dan integrasi Lebesgue, preserving banyak keuntungan dari yang terakhir dalam rangka teori ukur yang lebih umum.
Henri Lebesgue - Penggagas  Teori Integrasi

Integral Lebesgue-Stieltjes dinamai menurut Henri Leon Lebesgue dan Thomas Joannes Stieltjes, juga dikenal sebagai integral Lebesgue-Radon atau integral Radon, menurut Johann Radon, yang menemukan banyak teori dalam topik ini. Mereka menemukan penerapan umum dalam teori probabilitas dan proses stokastik, dan dalam beberapa cabang analisis matematika termasuk teori potensial.

Komentar Penulis :
Saya pribadi sangat salut dengan Bapak Henri Lebesgue. Bagaimana tidak? Sejauh ini, khususnya di Indonesia, para pneliti matematika masih lebih menekankan pada integral Riemann. Hanya sebagian saja peneliti bidang matematika yang menggunakan integral Lebesgue. Sudah sepatutnya kita berterima kasih kepada Bapak Henri Lebesgue. Kurangnya minat tersebut atas beberapa referensi yang saya baca dikarenakan  fungsi yang digunakan masih pada fungsi kontinu atau fungsinya dibatasi pada fungsi terintegral Lebesgue. Tetapi, struktur ruang fungsi terintegral Lebesgue merupakan ruang bernorma lengkap, dan teori integral Lebesgue sudah lengkap sehingga membuat nyaman penggunanya. Ini merupakan prestasi yang luar biasa untuk sejarah atas pemikiran Bapak Henri Lebesgue karena integral tidak akan pernah mati,

Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Henri_Lebesgue
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/catalogue/2014.html




Friday 14 October 2016

MALAM PERTAMA MENDARATKAN KAKI DI NEGERI BARATA, BANGALORE, INDIA [PART 1]

"Bangalore terkenal sebagai kota software dan IT, dimana banyak perusahaan IT. Menurut hasil riset saya di internet sebelum mengunjungi Bangalore, banyak blog ataupun web yang mengatakan bahwa Bangalore adalah perpaduan dari modern city dengan pembangunan yang pesat dan relatif lebih hijau dan tenang dibandingkan dengan kota lain di India seperti Calcuta, New Delhi atau Mumbai".
[setidaknya, ini informasi singkat yang saya dapatkan selama browsing mengenai Kota Bangalore, India di internet menjelang hari-hari keberangkatan].

Setelah transit beberapa jam di Kuala Lumpur, pesawat saya yang terjadwal malam itu (7 September 2016) akan berangkat menuju Bangalore pada pukul 21.15 waktu Kuala Lumpur dan akan tiba di Kempegowda International Airport, Bangalore pada pukul 22.45 waktu Bangalore dimana penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Bangalore di Inida saya tempuh selama lebih dari empat jam penerbangan.  Mengudara cukup lama dan mulai terbang memasuki wilayah India, cahaya lampu disetiap rumah-rumah mulai terlihat dari atas pesawat dan setelah memasuki wilayah Bangalore, pihak pramugari maskapai memeperingatkan bahwa pesawat sebentar lagi akan mendarat.

Alhamdulillah! Kempegowda International Airport, Bangalore, India
Setelah mengudara selama lebih dari empat jam dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA), Alhamdulillah, akhirnya saya mendarat dengan selamat dan bisa menginjakkan kaki untuk pertama kali di Negeri Barata, Hindhusstan tepatnya di Bandara Internasional Kempegowda, Bangalore, India. Kesan saya pertama kali menginjakkan kaki di bandara ini sangatlah tertata rapi dan memberikan kesan "mewah" tapi masih sederhana. Dilihat-lihat, ternyata penerbangan saya dari Kuala Lumpur menuju Bangalore hanya diisi beberapa penumpuang yang foreign dan ternyata hanya saya sendiri yang berasal dari Indonesia dimana hampir 90% adalah orang India. 

Akhirnya, tibalah saat yang sangat mendebarkan yaitu memasuki counter imigrasi Bangalore. Alhamdulillah, berkat persiapan dengan membawa print-out ticket pulang dan hotel booking dari pihak panitia serta Visa India, tidak ada masalah dan saya melewati imigrasi Bangalore dengan cukup lancar. Hanya saja, saya sempat ditanya atau interview kecil-kecilan terkait beberapa hal selama di Bangalore dan yang ditunggu-tunggu, akhirnya passport saya dicap! Setelah melalui imigrasi, sayapun bisa bernafas dengan legah dan jalan secepat mungkin menuju pintu keluar. Ternyata, Bandara Kempegowda ini tidak terlalu besar dan terkesan minimalis setelah keluar dari bandara. 

Saya disambut cuaca Bangalore yang lumayan dingin saat itu. Karena hari sudah larut malam, akhirnya saya menetap di bandara hingga besok pagi sambil menunggu jemputan. Untungnya, Bandara Kempegowda ini open 24 jam jadi masih sangat rame dan masih banyak orang yang lalu lalang. Selain itu juga, masih ada beberapa tempat atau spot dan kedai-kedai yang masih buka untuk mencari minuman dan makanan di depan dan sekitar bandara. Tapi berbicara masalah harga, tentu saja harga di bandara sedikit di atas rata-rata. 

Welcome to Bangalore, India~

Lalu, bagaimana kondisi Bangalore yang sesungguhnya menurut kacamat saya? 

*Nantikan kelanjutan ceritanya*

Sunday 14 August 2016

DINAMIKA DAN HISTERIA (PENGALAMAN) MENGURUS VISA KOREA SELATAN

"Wah, maaf mas. Saya nggak bisa dan nggak berani". Kurang lebih seperti itulah jawaban yang saya dapatkan dari beberapa travel agent yang saya hubungi dalam rangka pembuatan visa ini. Waduh! Jantung saya seketika panik tidak menentu waktu itu. Kondisi saya waktu itu berada di Kampung Halaman (Sulawesi) dan Passport saya teringgal di kamar kos. Saya kembali ke Yogya tanggal 24 Juli 2015 sementara Tiket ke Seoul, Korea Selatan sudah ditangan dengan tanggal keberangkatan 5 Agustus 2015 untuk mengikuti The 3rd International Youth Invention Contest (IYIC) 2015 di Seoul, Korea Selatan. Seketika itu, saya berprinsip “Baiklah, sebagai mahasiswa harus mandiri, harus mengurus sendiri biar tau juga ternyata proses visa itu seperti ini. Deritanya seperti ini”

Saya sudah bolak-balik dan banting google cara buat visa Korea Selatan, keluar masuk blog orang. Perasaan saya campur aduk, di satu sisi banyak blog yang mengulas pembuatan visa Korea Selatan yang sebenarnya tidak terlalu ribet, persyaratannya juga tidak aneh-aneh, tapi di lain lapak ada juga orang yang apply visa Korea Selatan dengan persyaratan yang lengkap tapi visa ditolak, bahkan orang tersebut sudah beli tiket pesawat, dan seramnya lagi tidak ada alasan yang jelas kenapa visa mereka ditolak. Dan saya, semakin tidak karuan.

Saat kembali ke Yogya, saya dibantu Rini langsung bolak-balik kampus dalam rangka “akbar” mengurus berkas-berkas visa yang harus saya lengkapi. Beberapa kali saya “mengeluh, nyinyir sama diri sendiri karena waktu yang sudah sangat mepet”. Saya mengikuti petunjuk dari situs resmi Kedutaan Korea Selatan. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Paspor Asli dan Fotokopi Paspor (halaman identitas beserta visa/cap negara-negara yang telah dikunjungi)
Formulir Aplikasi Visa (dengan satu lembar foto yang ditempel pada kolom foto)
Tiket Pesawat
Bukti Booking Penginapan
Fotokopi KTP
Kartu Keluarga atau Dokumen yang dapat membuktikan hubungan kekeluargaan
Surat Keterangan Kerja dan Fotokopi SIUP Tempat Bekerja (Jika tidak bekerja tidak perlu menyertakan)
Surat Keterangan Mahasiswa/Pelajar, bagi yang masih bersekolah
Fotokopi Bukti Keuangan, pilih salah satu:
    * Surat Pajak Tahunan (SPT PPH-21) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
    * Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
    * Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir dan surat referensi bank
    * Surat keterangan keanggotaan golf
    * Surat keterangan keanggotaan hotel bintang 5
    * Surat keterangan pemegang program jamsostek
    * Slip gaji atau bukti tunjangan pensiun

Karena saya dibiayai full oleh kampus, maka saya menyertakan rekening kampus yang saldonya tidak perlu saya sebutkan [hehe] beserta surat izin kampus, surat keterangan mahasiswa dan pernyataan yang dibiayai oleh pihak universitas. Saya juga melampirkan bukti invitation letter dari panitia dalam kegiatan yang saya ikuti di Korea. Rekening Koran Kampus atau milik pribadi bisa diurus di bank yang bersangkutan dengan punya kita. Di kampus kemarin, saya dikasi surat pengantar.

Lebih jelasnya, Persyaratan pembuatan visa Korea Selatan dapat dilihat di website resmi Kedutaan Besar Republik Korea di http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/visa/step/index.jsp Tinggal klik jenis visa apa yang mau dibuat. Berikut persayaratan dan alur pembuatan visa Korea Selatan yang saya ambil dari website resmi Kedutaan Besar Republik Korea.

Jam operasional pengurusan visa Korea Selatan adalah sebagai berikut :
Pengajuan Aplikasi Visa : 09.00 ~ 12.00 WIB
Pengambilan Visa            : 13.30 ~ 16.30 WIB

Untuk mengurus visa Korea Selatan kita bisa datang ke Consular Section Kedutaan Korea, yang letaknya di sebelah persis dari Kedutaan Korea Selatan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 57 Jakarta Selatan 12950. Kalau tau RS. Medistra, komplek Kedutaan ini ada di sebelah kanan RS. Medistra persis. Untuk biaya pembuatan Visa Korea Selatan (per Desember 2015) adalah sbb :
Single Visa (Visa kunjungan dibawah 90 hari) : Rp. 560.000,-
Single Visa (Visa kunjungan diatas 90 hari) : Rp. 840.000,-
Multiple Visa (Berlaku untuk 5 tahun) : Rp. 1,260.000,-  *multiple visa ini bisa jadi dalam 1 hari kerja*
Double Visa (2 kali masuk dan Berlaku untuk 6 bulan) : Rp. 980.000,-

Setelah berkas lengkap, saya langsung menghubungi salah satu partner saya di Jakarta yaitu Mas Solikhin (kuliah di Bimbingan Konseling UNJ waktu itu) dimana saya mengirim semua berkas saya via pos ke alamatnya untuk diantarkan ke Kedutaan Besar Republik Korea. Saya menggunakan cara ini agar memastikan berkas saya sampai dengan lengkap dan tidak cacat satupun dan pembuatan Visa Korea Selatan bisa diwakilkan (tidak perlu wawancara) dan Mas Solikhin yang mengantarkan semua berkas-berkas saya sekaligus minimalisir biaya perjalanan dan akomodasi kalau saja ke Jakarta.

Setelah berkas masuk, tanggal ekspektasi keluarnya Visa jika disetuju adalah 6 Agustus 2015 (ini baru perkiraan, tanggal keluarnya bisa lebih lama). Jantung saya seketika berhenti dan syok karena pesawat yang sudah saya booking adalah tanggal 5 Agustus. Sedikit panik, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya modal nekat dan yakin saja kalau visa pasti accept, saya mengubah tanggal penerbangan jadi 6 Agustus malam dengan charge atau biaya tambahan untuk merubah jadwal perjalanan dari pihak maskapai (ekspektasi Visa keluar adalah 6 Agustus sore).

Setelah menunggu lama, akhirnya tanggal 5 Agustus malam saya filght dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk menginap di tempat Mas Solikhin (terima kasih mas atas tumpangannya sehari) dengan tujuan mengambil visa sesuai tanggal ekspektasi dan memulai perjalanan saya menuju negeri ginseng, padahal saat itu tanpa visa di tangan dan hanya bermodalkan keyakinan (saya hanya banyak berdoa). Hari itu, waktu pagi saya sempat menghubungi pihak kedutaan dan mengatakan Visa saya masih proses. Saya semakin kacau dan panik. Jika pada akhirnya visa tidak keluar hari itu atau bahkan visa tidak dikabulkan, saya ikhlas membatalkan kepergian saya ke Seoul, Korea Selatan. Ditemani oleh Mas Solikhin, kami menuju ke kedutaan setelah shalat dzuhur untuk mengecek kondisi visa saya. Setelah menyerahkan kwitansi bukti pengambilan dan lama mengantri, akhirnya nama saya dipanggil. Tapi ternyata, visa saya belum jadi, masih proses. Disuruh menunggu sampai jam empat atau datang lagi besok. Deg! Saat itu sudah sekitar jam setengah tiga sore,  kedutaan akan tutup jam empat dan penerbangan saya habis maghrib. Lengkap sudah perasaan tidak tenang saya waktu itu. Ditambah lagi, jarak dari kedutaan menuju bandara cukup jauh. Bayangkan bagaimana panik, galau dan kacaunya saya saat itu. Merengek-rengek dan memohon-mohon tidak jelas sama mbak-mbak di loket kedutaan yang mirip personil Girls Generation. Tidak peduli malu lagi, yang jelas visa saya kalau bisa keluar hari itu karena jelas di invitation letter kegiatan akan berlangsung dari tanggal 6-8 Agustus. Akhirnya saya kembali lagi duduk sampai jam empat dengan perasaan tidak menentu. Beberapa kali saya mengeluh ke Mas Solikhin dan jawabannya selalu tenang, tenan dan tenang. Sempat juga cerita sama mbak-mbak gendut disamping saya yang kerjanya melototi android dan menonton video boyband-boyband korea. Dia juga sudah tidak sabar menuju sana untuk liburan.
Alhamdulillah! Visa Korea :)
Sekitar beberapa menit sebelum kedutaan tutup, saya masih terus berdoa semoga visa accept dan keluar hari ini. Dan pada saat lagi tenang-tenangnya sambil saya memainkan hp untuk menutupi rasa gelisah waktu itu, nama saya dipanggil ke loket. Deg! Saya maju dengan perasaan kemana-kemana dan mbak-mbak itu langsung memberikan passport saya yang didalamnya sudah tertempel dengan kokoh visa korea saya. Alhamdulillah, syukur yang tidak terkira sampai-sampai saya sujud dna jongkok depan loket, sedikit lemas dan menangis terharu waktu itu.

Alhamdulillah! Incheon International Airport :)
Setelah insiden drama mengharukan itu, saya langsung pergi meninggalkan kedutaan menuju bandara. Tak tanggung-tanggung karena mengejar waktu, saya langsung take Taxi dipinggir jalan waktu itu. "Pelajarannya, sampai detik-detik akhir-pun, kita harus selalu optimis dalam segala keadaan. Allah maha pemberi dan penentu jalan yang terbaik. Segalanya masih bisa berubah. Intinya, optimis dan selalu berserah diri".

"Bagi mahasiswa yang mau overseas, masih ragu untuk urus visa secara mandiri? Ayo mandiri dan rasakan sensasinya!"

Finally, welcome to Seoul!

SURVIVAL IN BANGKOK-THAILAND : KARENA HALAL BUTUH PERJUANGAN

Pertengahan Mei 2016, saya dan tim Vella Liani, Nana Indri Kurniastuti, Nur Khotimah dan Intan Lisnawati mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Negeri Gajah Putih, Thailand. Kegiatan yang tepatnya pada tanggal 18–20 Mei 2016 (namun kami di Bangkok dari 17-23 Mei 2016), penelitian kami tentang Analisa Kestabilan Model Matematika Penyebaran Parasit Toxoplasma gondii dari Kucing ke Ibu Hamil lolos dan mendapatkan kesempatan melakukan oral presentation dalam acara 9th Asian Conference on Fixed Point Theory and Optimization (9th ACFPTO) oleh Departemen Matematika di King Mongkut’s University­ of Technology Thonburi (KMUTT). Ini merupakan negara keenam yang telah berhasil saya injak setelah Malaysia, Korea Selatan, Singapura, Mesir dan Oman selama masa perkuliahan ini. Mengunjungi negara muslim minoritas tentu harus menyiapkan diri sematang mungkin dengan konsekuensi tentang aspek halal. It’s mean, “makanan”. Apalagi Thailand yang mayoritasnya beragama Budha. Babi (Pork) dengan aneka jenis olahan nyaris kami jumpai di setiap jalannya.
Kami datang sekitar siang hari jam 14.00 Waktu Thailand di Don Muaeng International Airport. Kemudian kami beristirahat sejenak. Untungnya Don Muaeng menyediakan musholla yang bersih, dan nyaman. Walaupun hanya terdapat satu musholla di bandara, di lantai dua dan di pojok, namun ruangannya cukup besar dan bersih. Tentu saja berbeda dengan di Malaysia, ketika saya berkesempatan mengunjunginya beberapa kali. Di sana surau (istilah orang malaysia menyebut musholla) begitu besar, dan terdapat banyak di Kuala Lumpur International Airport. Akhirnya sampailah kami di daerah Khao San Road, tempat penginapan kami. Penginapan kami berjarak cukup jauh dengan KMUTT dimana perjalanan menuju venue tersebut kami tempuh dengan menaiki taxi sampai daerah Victoria Monument dan berlanjut menaiki Bus 104 sampai bawah jembatan di daerah Bangpangkok lalu menaiki VAN (semacam kendaraan angkot kecil) nomor 99 sampai depan KMUTT. Kurang lebih perjalanan menuju KMUTT sekitar 1,5 - 2 jam dari tempat penginapan kami (Bisa dibayangkan!) dan butuh perjuangan memang sampai tanya-tanya ke orang sekitar juga. Kami juga sempat menaiki tuk-tuk. Malam itu, kami berkeluyuran di daerah Khaosan Road (Bangkok Night). Nah, Khao San Road ini termasuk daerah dimana kehidupan malam Bangkok bisa kita jumpai (you know what I mean). Dan malam pertama itu, saya cukup kesulitan tidur karena banyak bar dan diskotik dengan gegap gempitanya sampai jam 2 malam. 
 
Pagi itu selepas subuh, saya berangkat ke 7-Eleven. Sulitnya, pagi di Bnagkok tidak ada makanan halal disekitaran Khao San Road. Hanya di 7-Eleven, dan itu pun harus selektif. Hal itu membuat saya cukup lama mencari makanan di seven eleven yang ada label halal. Sampai-sampai penjaga kasir menghampiri saya, dan mengomel-ngomel dengan menggunakan bahasa Thailand. Mungkin curiga melihat saya berkali-kali melihat makanan, kemudian mencari logo halal, lalu jika tidak ada dikembalikan. Dipikir maling mungkin, hehe. Dari kesemua makanan di 7-Eleven, untuk kategori makanan nasi yang siap saji, sudah dipastikan tidak ada yang halal kecuali "nasi" dalam kemasan tanpa apa-apa, itu bisa dipanaskan di 7-eleven. Untuk roti itu pun saya hanya menemukan dua macam dan itu roti tawar dan hobi kami adalah membakarnya di seven eleven. Akhirnya saya membeli roti tersebut lalu memakannya. Dan hari-hari selanjutnya, 7-eleven seakan menjadi penyelamat. Selama pelaksanaan konferensi, kami tidak kesulitan makanan halal, dikarenakan panitia memang menyediakan makanan halal. Namun pengalaman, partner saya, Nana Indri Kurniastuti harus mengenyam pahitnya kehidupan setelah memakan roti yang ternyata didalamnya ada kandungan babi. Hal itu kami ketahui setelah saya bertanya-tanya pada panitia. Selesai melakukan konferensi selama 3 hari, agenda selanjutnya adalah jalan-jalan. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Asiatique. Sebuah tempat makan di pinggir sungai. Katanya sih cukup romantis daerah ini. Dengan kondisi benar-benar kelaparan, kami malah memutuskan untuk foto-foto dulu. Ya, background pelabuhan cukup indah di malam hari. Selain Asiatique, ada banyak sekali tempat wisata yang kami kunjungi diantaranya Grand Palacae, Wat Po, Wat Arum, Vimanmek Palace, Dusit Zoo, Hello Kitty House, Catuchak Market Place, Lumpini Park, Platinum Mall dan lain sebagainya.
Di Thailand, saya benar-benar banyak belajar. Ketika macet yang cukup panjang, nyaris tak terdengar suara klakson. Mungkin mereka benar-benar sabar. Toleransi beragama mereka pun baik, dan mereka paham ketika melihat salah seorang di antara kami ada yang berjilbab, terutama mengenai makanan. Di Thailand, saya banyak belajar bagaimana muslim yang hanya sekitar 6% bertahan. Ketika mendengarkan khutbah sholat Jumat, nyaris di antara mereka tidak ada satu pun yang mengantuk (saya justru bingung dengan apa yang disampaikan dalam khutbah waktu itu karena bahasa). Pun demikian di sana aku belajar, bagaimana mempertahankan idealisme dalam beragama. Sebab jangankan makanan, minuman pun aku juga harus berhati-hati karena jangan-jangan ada kandungan alkoholnya. Di Thailand pula aku belajar. Masih banyak hamparan bumi yang belum tersinggahi. Teringat akan firman Allah dalam QS Al-Jum’ah ayat 10: “Apabila shalat telah dilaksanakan maka bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah dan (seraya) ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kalian menjadi orang-orang beruntung.” Demikianlah Allah memerintahkan hamba-hambaNya untuk bertebaran. Mencari rezekiNya. Mencari kemuliaanNya. Rhenald Kasali pernah berkata bahwa kita akan merasakan hal yang berbeda ketika kita mencoba survival di negara lain. Dan lagi-lagi untuk kesekian kalinya, di luar negeri saya selalu mendapat pelajaran. 
 
Salam,
 
Rifaldy Fajar

Serunya Destinasi dengan OMAN AIR hingga Ditahan Pihak Imigrasi Mesir (Suatu Malam di Kairo, Mesir) -- (PART 1)


Hari itu, tepat pada tanggal 5 Maret 2016 saya bertolak menuju negeri para rasul, Mesir bersama dengan rekan satu tim, Rini Winarti dari Program Studi Pendidikan Biologi. Penerbangan kami berangkat menuju Kuala Lumpur, Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur International Airport (KLIA2) sebagai pemberhentian pertama. Alhamdulillah, kami tiba dengan selamat di KLIA2 setelah melalui penerbangan kurang lebih dua jam dan langsung mencari surau (tempat shalat), wifi gratis, makan serta tempat beristirahat sambil menunggu penerbangan berikutnya. Setelah sekian jam menanti dan mengisi aktivitas dengan diskusi dan membahas banyak hal, akhirnya kami harus pindah bandara menuju Kuala Lumpur Internasional Airport yang utama dan menunggu disana. KLIA2 dan bandara utama hanya bersebelahan sehingga kami menggunakan kereta cepat menuju bandara satunya. Ternyata, bandara utama ini lebih besar dan melayani penerbangan untuk pesawat-pesawat yang high seperti SkyTeam (Garuda Indonesia, Air France, KLM Airlines) dan sebagainya. Sementara KLIA2 melayani yang low fare seperti AirAsia, Tiger Air, Malindo Air dan lain sebagainya.  
Kuala Lumpur International Airport (KLIA)

Setelah check in dan memasuki ruang tunggu, akhirnya penerbangan kami akan segera berangkat pada pukul 09.50 AM waktu Malaysia. Destinasi berikutnya adalah Seeb International Airport atau Muscat International Airport di Muscat, Oman. Alhamdulillah, mimpi terwujud juga untuk menggunakan salah satu maskapai terbaik dunia, yaitu Oman Air. Pelayanan yang diberikan juga bagus. Intinya, terbang sekitar 9 jam dari Kuala Lumpur, Malaysia menuju Muscat, Oman tidak terasa lama karena fasilitas dan pelayanan yang diberikan. Menginjakkan kaki pertama kali di Oman dengan selamat, menjadi salah satu bentuk kesyukuran yang luar biasa. Meskipun transit sekitar 5 jam, kami cukup puas meski berada disekitar bandara saja. Belum lagi keisengan kami kepada petugas disana yang minta password free wifi berkali-kali karena untuk satu password hanya berlaku untuk mengakses free wifi selama satu jam. Saya pribadi cukup menyukai bandara di Oman, karena pelayanannya juga bagus. Ruang tunggu dengan kursi yang langsung menghadap keluar menyaksikan para burung besi berlabelkan Oman Air baik yang baru tiba, maupun akan terbang dapat kita saksikan sebagai salah satu view yang menarik.
Muscat International Airport, Oman
Setelah lama menikmati suasana Muscat International Airport, akhirnya kami harus check in dan segera berangkat menuju Cairo International Airport, di Kairo, Mesir dengan menggunakan pesawat Oman Air dengan nomor penerbangan yang berbeda. Destinasi perjalanan dari Muscat, Oman menuju Kairo, Mesir kami tempuh selama kurang lebih 6 jam. Dalam penerbangan kali ini, yang berbeda adalah pesawatnya sedikit lebih kecil dan ternyata, hanya saya dan Rini berdua yang berkebangsaan Indonesia. Berbeda dengan penerbangan waktu dari Kuala Lumpur menuju Muscat, Oman karena masih ada etnis Malaysia yang kurang lebih sama dengan orang Indonesia. Tapi penerbangan dari Oman menuju Mesir ini didominasi oleh orang-orang beretnis Arab dan berbadan besar-besar. 


Cairo International Airport (Alhamdulillah)
Finally, sekitar dini hari waktu Kairo akhirnya kami menginjakkan kaki juga di negeri para rasul setelah melalui perjalanan yang begitu panjang.  Anggapan pertama terhadap orang-orang Mesir yang katanya keras kepala mungkin benar. Bayangkan saja, hal pertama kali yang harus kami lalui adalah imigrasi dan tepat disamping kami, deretan orang-orang Mesir sedang mengantri bahkan sampai ada yang berkelahi dan antriannya sangat tidak rapi. Kami sedikit ketakutan karena mereka cekcok dan saling meneriaki. Tibalah saat saya dipanggil dalam antrian untuk pemeriksaan imigrasi, pemeriksaan saya cukup lama dan tiba-tiba saya disuruh mundur ke samping antrian. Begitupun dengan Rini. Kami sedikit kebingungan dan di-PHP hampir sejam lamanya. Akhirnya kami berdiri dan hanya melihat sekitaran karena sudah terlalu capek dan saat itu sudah tengah malam. Akhirnya setelah antrian imigrasi khusus foriegn sudah selesai, saya dipanggil pihak imigrasi ke ruangannya. Saat itu saya sedikit ketakutan kalau saja kami dideportasi kembali ke Indonesia. Saya diinterogasi cukup lama, terutama untuk tujuan kami ke Mesir apalagi pihak imigrasi tau jika kami masih mahasiswa di Indonesia. Cukup alot saat itu, untung saya memegang salinan Invitation Letter, kontak panitia di Mesir, dan sejumlah uang yang kami bawa sebesar XYZ USD.

Hampir sampai pagi kami di bandara karena insiden ini dan diluar Rini hanya duduk menunggu karena memang satu orang saja yang diperiksa. Saya cukup salut dengan kebijakan pemerintah Mesir dan saya rasa ini memang baik mengingat apakah kami benar-benar bisa hidup di Mesir atau tidak dengan profesi kami saat itu (student). Tapi lucunya, saat mereka membebaskan kami, lagi-lagi si petugas tadi meminta “uang tip” dan kami mohon maaf tidak memberikannya (jadi seketika saya langsung berubah pikiran. Apakah memang untuk menginterogasi saya, atau justru tip). Dan kejadian yang sama terulang lagi waktu saya ke toilet bandara. Si petugas kebersihan memanggil-manggil “ssttt..sstt.. tip tip tip” dan saya langsung berlalu begitu saja. Akhirnya, bebas juga dari cengkaraman imigrasi dan welcome to Egypt.

Nantikan kelanjutan ceritanya :)

*Tulisan ini kami persembahkan untuk Kampus kami, UNY, Pihak Panitia Egypinvent 2016 atas Scholarships-nya, KBRI Mesir, Teman-Teman PPI Mesir dan INDONESIA.


Saturday 28 November 2015

AWAL MERASAKAN TERBANG BERSAMA BURUNG BESI DI UDARA (SEBUAH INSPIRASI)

Assalamualaikum Wr.Wb, apa kabar setiap pembaca? Bismillah sudah mulai ada apresiasi setiap proses perjalanan hidup yang saya alami. Cukup banyak animo yang meminta dituliskan dengan niat berbagi motivasi kepada saudara-saudari seperjuangan :) 

Sewaktu kecil, setiap kali mendengar suara pesawat terbang melintas di atas rumah, saya sering bergegas lari keluar dan kemudian menengadahkan wajah ke atas langit hanya untuk sekedar membayangkan, "kapan saya bisa berada di atas sana ?". Bahkan ketika bermain sekalipun, rombongan anak bergegas lari dan melihat ke arah sumber suara pesawat terbang dan berteriak tentang segala macam mengenai pesawat terbang. Seru memang, betapa indahnya masa kecil itu :)

Begitu lama saya memandangi pesawat-pesawat yang melintas hingga merekan hilang dari pandangan atau karena sembunyi di balik awan putih yang sedang beriringan. Sejenak aku merasa bahwa pesawat-pesawat itu bukan hanya melintas di atas genting rumahku, namun juga mereka begitu indahnya melintas dalam mimpi-mimpi panjang yang saya sendiri tak tahu apakah suatu saat nanti mimpi itu akan jadi kenyataan atau justru sebaliknya. Sejujurnya, saya memasang target untuk bisa naik pesawat terbang ketika menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama. Ya, melalui ajang Olimpiade Sains Nasional Tingkat SMP Bidang Studi Fisika. Waktu itu, saya menginjak peralihan kelas dari kelas VII menuju kelas VIII. Mimpiku untuk naik burung besi tersebut benar-benar harus bisa kuwujudkan. Sehabis shalat, ke orang tua, adik, keluarga dan teman-teman selalu saya ceritakan. Hingga perjuangan itu benar-benar kuupayakan untuk maksimal. 

Pagi, siang, sore, malam dan shubuh kembali hanyalah belajar dan berkutat dengan buku dan soal-soal Olimpiade Fisika untuk mewujudkan mimpiku menjadi jawara dan terbang untuk pertama kali mencoba yang namanya pesawat terbang. Dibawah bimbingan guru Fisika saya sewaktu SMP yang luar biasa, Pak Arif Kusmianto, S. Pd (sekaliugus pembina KIR), saya terus dibimbing beliau untuk memantapkan pemahaman saya dalam mengerjakan berbagai macam tipe soal. Menuju persaingan tingkat kabupaten, sekolahku (SMP Negeri 1 Bulukumba) hanya memilih 3 terbaik dari 7 peserta yang waktu itu menjadi bimbingan sekolah kami. Dari hasil tes, Alhamdulillah saya bisa keluar menjadi yang terbaik sebagai 3 perwakilan itu. Hingga pengumuman di Tingkat Kabupaten dan bersaing dengan semua sekolah-sekolah di Kabupaten Bulukumba, Alhamdulillah lagi-lagi bisa menjadi Juara Pertama Bidang Studi Fisika sebagai perwakilan Kabupaten Bulukumba ke Tingkat Provinsi di Kota Makassar. Belajarku semakin kumantapkan. Bahkan sebagai pembinaan khusus, saya dibimbing untuk absen 2 minggu mata pelajaran di kelas hanya untuk memantapkan bimbingan di Lab Fisika SMPN 1 Bulukumba untuk persaingan di Provinsi. Setelah 2 hari bersaing di Kota Makassar bersama 90an peserta perwakilan dari masing-masing Kabupaten Bidang Studi Fisika, tak lama pengumuman yang menuju nasional pun tiba. Dan hasilnya, saya tidak masuk sebagai 6 perwakilan itu. Mereka ber-6 mampu melewati Passing Grade yang ada. Dan namaku, miris memang berada di urutan ke-9 dari total 90an peserta OSN Fisika SMP di Tingkat Provinsi. Miris memang dan totally, saya gagal naik pesawat terbang ke tingkat nasional di Medan waktu itu (kalau tidak salah ingat).  

"Dalam hidup, seringkali kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahawa apa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia. Seseorang manusia harus cukup rendah hati untuk mengakui kesilapannya, cukup bijak untuk mengambil manfaat daripada kegagalannya dan cukup berani untuk membetulkan kesilapannya". 

Ada banyak motivasi yang kembali membangkitkan saya untuk bisa mencoba mewujudkan mimpi saya setahun yang lalu ketika masih SMP. Menjadi siswa di SMA Negeri 1 Bulukumba, merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya. Bagaimana tidak, sekolah ini merupakan SMA Favorit di Kabupaten saya yang terkenal dengan riset dan penalarannya. Bahkan beberapa kakak angkatan dan alumni saya waktu itu, sudah ada yang keluar negeri dan menjuarai berbagai event nasional melalui Karya Ilmiah Remaja. Motivasi saya datang kembali dan jauh lebih berkali-kali lipat untuk mewujudkan mimpi itu. Beberapa event yang saya ikuti sewaktu kelas X SMA, gagal dan terus gagal. Tapi saya semakin belajar banyak disini, mengingat pula perjuangan saya sewaktu SMP yang rela belajar dan mendalami fisika matematika bertahun-tahun, maka untuk sukses dan mewujudkan mimpi saya disini perlu juga usaha yang lebih. Baik dari segi doa, waktu maupun keringat. 

Hingga tiba saatnya, PIR INTERN (Perkemahan Ilmiah Remaja) Intern SMAN 1 Bulukumba, wadah bagi saya untuk belajar mengenai penelitian. Kebetulan waktu itu saya dibersamai Nur Amaliah dan Kak Syamsir yang kebetulan menjadi kelompok atau tim saya dari hasil undian. Kami tergabung dalam riset sosial mengenai "Peran Implementasi Nilai Budaya Sipakatau dan Malempu dalam Pembentukan Kepribadian Generasi Muda di Kota Bulukumba" yang alhamdulillah berhasil meraih terbaik pertama pada kategori Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan. Perjuangan kami akhirnya berlanjut dalam Seleksi PIRNAS (Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional) dan bersaing dengan beberapa sekolah-sekolah di Kabupaten Bulukumba. Alhamdulillah kembali, kami berhasil meraih terbaik pertama. Namun, diantara kami bertiga hanya akan terpilih 1 yang berhak maju sebagai perwakilan Bulukumba dan Sulawesi Selatan dalam PIRNAS XI di Bontang, Kalimantan Timur yang diselenggarakan oleh LIPI setiap tahunnya. Akhirnya kami bertiga menjalani tes tertulis bersama dengan pemenang kategori Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Tekhnologi. Tiba saatnya pengumuman, terbaik pertama dari hasil tes tertulis mengenai karya ilmiah, Alhamdulillah saya berhasil menjadi Duta Kabupaten Bulukumba untuk PIRNAS XI Bidang IPSK bersama satu orang dari IPA dan satu orang dari IPT sekaligus menjadi kontingen Sulawesi Selatan. Wujud mimpi yang selama ini saya kejar tidak hanya mengejar semata. Sebab mimpi butuh realisasi nyata, sekecil apapun. Dan lagi-lagi Allah maha luar biasa, tim terbaik untuk Bidang IPSK di PIRNAS XI Kalimantan Timur berhasil saya dapatkan. Alhamdulillah, meski melenceng dari target tapi berhasil realisasi mimpi untuk mencoba pesawat pertama kali di kelas X SMA. 

Maha luar biasa Allah, hingga di semester III perkuliahan ini, beberapa maskapai penerbangan domestik sudah pernah saya rasakan untuk penerbangan ke berbagai daerah di Indonesia mulai dari Merpati Air (sudah tidak beroperasi), Lion Air, AirAsia Indonesia, Garuda Indonesia, Sriwijaya Air, Citilink, NAM Air, Wings Air hingga Batik Air dan beberapa penerbangan internasional keluar negeri. Ada harga mahal, dibalik setiap kegagalan yang kau upayakan dalam jangka waktu yang lama, doa yang tak berhenti dan keringat yang kau kucurkan. Salam sukses untuk Indonesia! 

"Semangat merajut mimpimu"


Salam, Rifaldy Fajar
Mahasiswa Matematika UNY Angkatan 2014
Runner Up Mahasiswa Berprestasi FMIPA UNY 2015

Monday 22 December 2014

Beasiswa DataprintPrint, Ayo Ikut!


Program beasiswa DataPrint telah memasuki tahun keempat. Setelah sukses mengadakan program beasiswa di tahun 2011 hingga 2013, maka DataPrint kembali membuat program beasiswa bagi penggunanya yang berstatus pelajar dan mahasiswa. Hingga saat ini lebih dari 1000 beasiswa telah diberikan bagi penggunanya.

Di tahun 2014 sebanyak 700 beasiswa akan diberikan bagi pendaftar yang terseleksi. Program beasiswa dibagi dalam dua periode. Tidak ada sistem kuota berdasarkan daerah dan atau sekolah/perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar beasiswa dapat diterima secara merata bagi seluruh pengguna DataPrint. Beasiswa terbagi dalam tiga nominal yaitu Rp 250 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 1 juta. Dana beasiswa akan diberikan satu kali bagi peserta yang lolos penilaian. Aspek penilaian berdasarkan dari essay, prestasi dan keaktifan peserta.

Beasiswa yang dibagikan diharapkan dapat meringankan biaya pendidikan sekaligus mendorong penerima beasiswa untuk lebih berprestasi. Jadi, segera daftarkan diri kamu, klik Website DataPrint www.beasiswadataprint.com !

Pendaftaran periode 1 : 7 Februari – 30 Juni 2014

Pengumuman : 10 Juli 2014


Pendaftaran periode 2 : 1 Juli – 31 Desember 2014

Pengumuman : 12 Januari 2015

Persyaratan Umum:

1. Pelajar/mahasiswa aktif dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/S1

2. Terlibat aktif di kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi

3. Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal

4. Tidak sedang menerima beasiswa dari perusahaan lain. Jika saat ini peserta masih menerima beasiswa dari kampus, peserta berhak mengikuti pendaftaran beasiswa dari DataPrint.

5. Penerima beasiswa di periode 2 tahun 2013 tidak dapat menjadi penerima beasiswa di periode 1 tahun 2014.

Essay

Peraturan cara penulisan essay:

1. Essay merupakan opini pribadi. Tuangkan ide kamu semenarik mungkin.

2. Penulisan dan tata bahasa sesuai dengan kaidah EYD.

3. Panjang tulisan minimal 100 kata, maksimal 500 kata.

4. Penulisan kutipan atau data tanpa menyertakan sumber/link akan dianggap copy paste dan formulir akan didiskualifikasi oleh panitia.

5. Bagi pemilik blog, tuliskan informasi mengenai program beasiswa DataPrint (bukan essay) di blog kamu, sertakan juga link/tautan ke website beasiswa DataPrint (www.beasiswadataprint.com) dan website DataPrint (www.dataprint.co.id) . Kemudian cantumkan link yang berisi informasi ini ke dalam kolom “URL BLOG” di formulir pendaftaran. Pencantuman informasi dalam blog kamu akan menambah poin dalam penilaian sebesar 1-3 poin.

Contoh penulisan link: www.blogsaya.com/beasiswadataprint.html

Jadi, bukan hanya penulisan nama blog seperti www.blogsaya.com .



ESSAY UNTUK PELAJAR:

Budaya sekolah sejenis atau homogen (laki-laki atau perempuan) yang semakin menjamur
ESSAY UNTUK MAHASISWA

Karakteristik pemimpin yang dibutuhkan Bangsa Indonesia

Ayo ikut!
More information :   www.beasiswadataprint.com  dan www.dataprint.co.id 
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net