Sunday 14 August 2016

DINAMIKA DAN HISTERIA (PENGALAMAN) MENGURUS VISA KOREA SELATAN

"Wah, maaf mas. Saya nggak bisa dan nggak berani". Kurang lebih seperti itulah jawaban yang saya dapatkan dari beberapa travel agent yang saya hubungi dalam rangka pembuatan visa ini. Waduh! Jantung saya seketika panik tidak menentu waktu itu. Kondisi saya waktu itu berada di Kampung Halaman (Sulawesi) dan Passport saya teringgal di kamar kos. Saya kembali ke Yogya tanggal 24 Juli 2015 sementara Tiket ke Seoul, Korea Selatan sudah ditangan dengan tanggal keberangkatan 5 Agustus 2015 untuk mengikuti The 3rd International Youth Invention Contest (IYIC) 2015 di Seoul, Korea Selatan. Seketika itu, saya berprinsip “Baiklah, sebagai mahasiswa harus mandiri, harus mengurus sendiri biar tau juga ternyata proses visa itu seperti ini. Deritanya seperti ini”

Saya sudah bolak-balik dan banting google cara buat visa Korea Selatan, keluar masuk blog orang. Perasaan saya campur aduk, di satu sisi banyak blog yang mengulas pembuatan visa Korea Selatan yang sebenarnya tidak terlalu ribet, persyaratannya juga tidak aneh-aneh, tapi di lain lapak ada juga orang yang apply visa Korea Selatan dengan persyaratan yang lengkap tapi visa ditolak, bahkan orang tersebut sudah beli tiket pesawat, dan seramnya lagi tidak ada alasan yang jelas kenapa visa mereka ditolak. Dan saya, semakin tidak karuan.

Saat kembali ke Yogya, saya dibantu Rini langsung bolak-balik kampus dalam rangka “akbar” mengurus berkas-berkas visa yang harus saya lengkapi. Beberapa kali saya “mengeluh, nyinyir sama diri sendiri karena waktu yang sudah sangat mepet”. Saya mengikuti petunjuk dari situs resmi Kedutaan Korea Selatan. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
Paspor Asli dan Fotokopi Paspor (halaman identitas beserta visa/cap negara-negara yang telah dikunjungi)
Formulir Aplikasi Visa (dengan satu lembar foto yang ditempel pada kolom foto)
Tiket Pesawat
Bukti Booking Penginapan
Fotokopi KTP
Kartu Keluarga atau Dokumen yang dapat membuktikan hubungan kekeluargaan
Surat Keterangan Kerja dan Fotokopi SIUP Tempat Bekerja (Jika tidak bekerja tidak perlu menyertakan)
Surat Keterangan Mahasiswa/Pelajar, bagi yang masih bersekolah
Fotokopi Bukti Keuangan, pilih salah satu:
    * Surat Pajak Tahunan (SPT PPH-21) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
    * Surat Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak RI
    * Rekening koran tabungan 3 bulan terakhir dan surat referensi bank
    * Surat keterangan keanggotaan golf
    * Surat keterangan keanggotaan hotel bintang 5
    * Surat keterangan pemegang program jamsostek
    * Slip gaji atau bukti tunjangan pensiun

Karena saya dibiayai full oleh kampus, maka saya menyertakan rekening kampus yang saldonya tidak perlu saya sebutkan [hehe] beserta surat izin kampus, surat keterangan mahasiswa dan pernyataan yang dibiayai oleh pihak universitas. Saya juga melampirkan bukti invitation letter dari panitia dalam kegiatan yang saya ikuti di Korea. Rekening Koran Kampus atau milik pribadi bisa diurus di bank yang bersangkutan dengan punya kita. Di kampus kemarin, saya dikasi surat pengantar.

Lebih jelasnya, Persyaratan pembuatan visa Korea Selatan dapat dilihat di website resmi Kedutaan Besar Republik Korea di http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/visa/step/index.jsp Tinggal klik jenis visa apa yang mau dibuat. Berikut persayaratan dan alur pembuatan visa Korea Selatan yang saya ambil dari website resmi Kedutaan Besar Republik Korea.

Jam operasional pengurusan visa Korea Selatan adalah sebagai berikut :
Pengajuan Aplikasi Visa : 09.00 ~ 12.00 WIB
Pengambilan Visa            : 13.30 ~ 16.30 WIB

Untuk mengurus visa Korea Selatan kita bisa datang ke Consular Section Kedutaan Korea, yang letaknya di sebelah persis dari Kedutaan Korea Selatan di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 57 Jakarta Selatan 12950. Kalau tau RS. Medistra, komplek Kedutaan ini ada di sebelah kanan RS. Medistra persis. Untuk biaya pembuatan Visa Korea Selatan (per Desember 2015) adalah sbb :
Single Visa (Visa kunjungan dibawah 90 hari) : Rp. 560.000,-
Single Visa (Visa kunjungan diatas 90 hari) : Rp. 840.000,-
Multiple Visa (Berlaku untuk 5 tahun) : Rp. 1,260.000,-  *multiple visa ini bisa jadi dalam 1 hari kerja*
Double Visa (2 kali masuk dan Berlaku untuk 6 bulan) : Rp. 980.000,-

Setelah berkas lengkap, saya langsung menghubungi salah satu partner saya di Jakarta yaitu Mas Solikhin (kuliah di Bimbingan Konseling UNJ waktu itu) dimana saya mengirim semua berkas saya via pos ke alamatnya untuk diantarkan ke Kedutaan Besar Republik Korea. Saya menggunakan cara ini agar memastikan berkas saya sampai dengan lengkap dan tidak cacat satupun dan pembuatan Visa Korea Selatan bisa diwakilkan (tidak perlu wawancara) dan Mas Solikhin yang mengantarkan semua berkas-berkas saya sekaligus minimalisir biaya perjalanan dan akomodasi kalau saja ke Jakarta.

Setelah berkas masuk, tanggal ekspektasi keluarnya Visa jika disetuju adalah 6 Agustus 2015 (ini baru perkiraan, tanggal keluarnya bisa lebih lama). Jantung saya seketika berhenti dan syok karena pesawat yang sudah saya booking adalah tanggal 5 Agustus. Sedikit panik, tapi mau bagaimana lagi. Akhirnya modal nekat dan yakin saja kalau visa pasti accept, saya mengubah tanggal penerbangan jadi 6 Agustus malam dengan charge atau biaya tambahan untuk merubah jadwal perjalanan dari pihak maskapai (ekspektasi Visa keluar adalah 6 Agustus sore).

Setelah menunggu lama, akhirnya tanggal 5 Agustus malam saya filght dari Yogyakarta menuju Jakarta untuk menginap di tempat Mas Solikhin (terima kasih mas atas tumpangannya sehari) dengan tujuan mengambil visa sesuai tanggal ekspektasi dan memulai perjalanan saya menuju negeri ginseng, padahal saat itu tanpa visa di tangan dan hanya bermodalkan keyakinan (saya hanya banyak berdoa). Hari itu, waktu pagi saya sempat menghubungi pihak kedutaan dan mengatakan Visa saya masih proses. Saya semakin kacau dan panik. Jika pada akhirnya visa tidak keluar hari itu atau bahkan visa tidak dikabulkan, saya ikhlas membatalkan kepergian saya ke Seoul, Korea Selatan. Ditemani oleh Mas Solikhin, kami menuju ke kedutaan setelah shalat dzuhur untuk mengecek kondisi visa saya. Setelah menyerahkan kwitansi bukti pengambilan dan lama mengantri, akhirnya nama saya dipanggil. Tapi ternyata, visa saya belum jadi, masih proses. Disuruh menunggu sampai jam empat atau datang lagi besok. Deg! Saat itu sudah sekitar jam setengah tiga sore,  kedutaan akan tutup jam empat dan penerbangan saya habis maghrib. Lengkap sudah perasaan tidak tenang saya waktu itu. Ditambah lagi, jarak dari kedutaan menuju bandara cukup jauh. Bayangkan bagaimana panik, galau dan kacaunya saya saat itu. Merengek-rengek dan memohon-mohon tidak jelas sama mbak-mbak di loket kedutaan yang mirip personil Girls Generation. Tidak peduli malu lagi, yang jelas visa saya kalau bisa keluar hari itu karena jelas di invitation letter kegiatan akan berlangsung dari tanggal 6-8 Agustus. Akhirnya saya kembali lagi duduk sampai jam empat dengan perasaan tidak menentu. Beberapa kali saya mengeluh ke Mas Solikhin dan jawabannya selalu tenang, tenan dan tenang. Sempat juga cerita sama mbak-mbak gendut disamping saya yang kerjanya melototi android dan menonton video boyband-boyband korea. Dia juga sudah tidak sabar menuju sana untuk liburan.
Alhamdulillah! Visa Korea :)
Sekitar beberapa menit sebelum kedutaan tutup, saya masih terus berdoa semoga visa accept dan keluar hari ini. Dan pada saat lagi tenang-tenangnya sambil saya memainkan hp untuk menutupi rasa gelisah waktu itu, nama saya dipanggil ke loket. Deg! Saya maju dengan perasaan kemana-kemana dan mbak-mbak itu langsung memberikan passport saya yang didalamnya sudah tertempel dengan kokoh visa korea saya. Alhamdulillah, syukur yang tidak terkira sampai-sampai saya sujud dna jongkok depan loket, sedikit lemas dan menangis terharu waktu itu.

Alhamdulillah! Incheon International Airport :)
Setelah insiden drama mengharukan itu, saya langsung pergi meninggalkan kedutaan menuju bandara. Tak tanggung-tanggung karena mengejar waktu, saya langsung take Taxi dipinggir jalan waktu itu. "Pelajarannya, sampai detik-detik akhir-pun, kita harus selalu optimis dalam segala keadaan. Allah maha pemberi dan penentu jalan yang terbaik. Segalanya masih bisa berubah. Intinya, optimis dan selalu berserah diri".

"Bagi mahasiswa yang mau overseas, masih ragu untuk urus visa secara mandiri? Ayo mandiri dan rasakan sensasinya!"

Finally, welcome to Seoul!

1 comments:

Lembar Kelana said...

Mantab mas. Sukses selalu.

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net